Tugas IBD Dosen Ali Muhli.SE.MM. Materi "Manusia Dan Kebudayaan"


Manusia Dan Kebudayaan 


A.   Manusia

Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat terkait satu sama lain. Dalam pembahasan awal megenal mata kuliah IBD kita sudah bicarakan bahwa kedua hal tersebut merupakan dasar bagi pebahasaan materi materi selanjutnya. Dalam uraian ini kita akan membahas tentang pengertian dasar kemanusiaan dan kebudayaan.

Manusia dalam dunia ini memegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari banyak segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan mahkluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus, manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri, mahluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan, mahluk yang berbudaya, dan lain sebagainya.

Dari definisi – definisi tersebut dapat kita simpulkan bahwa manusia mempunyai banyak pentingan. Tetapi ssiapakah manusia itu sebenarnya? Dengan berdasar pada uraian di atas tentu kita akan mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan tersebut, oleh karena itu kita akan mencoba menerangkan manusa berdasarkan unsur – unsur yang membangun manusia.

Ada berbagai pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsu – unsur yang membangun manusia
1.      Manusa itu terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu :
a.       Jasad : badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba dan di foto, dan menempati ruang dan waktu.
b.      Hayat : mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak.
c.       Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
d.      Nafs, dalam pengertian diri atau keakuan : kesadaran tentang diri sendiri.
2.      Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
a.       Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak. Id merupakan libido murni, atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex. Id tidak berhubungan dengan lingkungan luar diri, tetapi terkait dengan struktur lain kepribadian yang pada giliranya menjadimediator antara insting Id dengan dunia luar. Terkukung dari realitas dan pengaruh sosial, Id diautur oleh prinsip kesenangan, mencari kepuasan yang disebut terakhir yang dilakukan secara tidak langsung disebut sebagai proses primer.
b.      Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkai disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saturan sosial yang dapat diengerti oleh orang lain. Perkembangan ego terjadi antar usia satu dan dua tahun, pada saat anak secara nyata berhubungan dengan lingungannya, Ego diatur oleh prinsip realitas, Ego sadar akan tuntutan lingungan luar, dan mengatur tingkah laku sehingga dorongan instingtual Id dapat dipuaskan dengan cara yang dapat diterima. Pencapaian obyek – obyek khusus untuk mengurangi energi libidinal dengan cara yang dalam lingkungan sosial dapat diterima disebut sebagai proses sekunder.
c.       Superego, merupakan struktur kepribadian yag paling akhir, muncul kira – kira pada usia lima tahun. Dibandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Jadi superego merupakan kesatuan standar – standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dala lingkungan luar diri, biasnaya merupakan asimilasi dari pandangan – pandangan orang tua. Baik aspek negatif maupun positif dari standar moral tingkah laku ini diwakilkan atau ditunjukkan oleh superego. Kode moral positif disebut ego ideal, suatu perwakilan dari tingkah laku yang tepat bagi individu untuk dilakukan. Kesadaran membentuk aspek negatif dan superego, dan menentukan hal – hal mana yang termasuk dalam katagori tabu, yang mengantur bahwa penyimpanan dari aturan tersebut akan enyebabkan dikenakannya sangsi. Atau mediator. Jadi superego menunjukan pola aturan yang dala derajat tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukum yang terinternalisasi.

Dari uraian diatas dapat mengkaji aspek tindakan manusia dengan analisa hubungan antara tindakan dan unsur – unsur manusia. Seringkali, misalnya orang yang senang terhadap penyimpangan nilai – nila asyarakat dapat diidentifikasi bahwa orang tersebut lebih dikendalikan oleh Id dibandingkan superegonya, atau seringkali ada kelainan yang terjadi pada manusia, misalnya orang yang berparas buruk dan bertubuh pendek berani tampil kemuka umum, dapat diterangkan dengan mengacu oada unsur nafs yang dimiliki oleh manusia.



B.   Hakekat Manusia

Hakekat manusia terdiri dari tiga unsur yaitu Roh,jiwa,dan tubuh. Tubuh merupakan unsur pada manusia yang dapat di sentuh, diraba, dan juga dirasa. Namun, jika manusia meniggal maka tubuhnya akan hancur dan lenyap. Jiwa terdapat di dalam tubuh, tidak dapat dilihat, diraba, maupun dirasa. Jika manusia meninggal maka jiwa akan kembali ke asalnya yaitu Tuhan dan jiwa juga tak dapat mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada didalam tubuh sebagai pengerak dan sumber kehidupan.

Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Kesempurnaannya berada pada kebudayaan dan adab. Manusia diberi Akal, perasaan dan kehendak pada manusia yang diberikan oleh Tuhan. Dengan akal manusia dapat mengembangkan sesuatu dan juga menciptakan sesuatu yang berupa ilmu pengetahuan dan teknologi. Meskipun ada nilai baik dan buruknya, mengharuskan manusia dapat mempertimbangkanya, menilai dan berkehendak        untuk menciptakan kebenaran, keindahan,kebaikan dan sebalikxnya. Selanjutnya, perasaan, dengan adanya perasaan manusia dapat menciptakan kesenian. Daya rasa dalam diri manusia terdiri dari 2 macam yaitu perasaan indrawi dan perasaan rohani. Perasaan indrawi adalah perasaan yang melibatkan pancaindra. Sedangkan perasaan rohani merupakan perasaan yang melibatkan perasaan luhur yang dimana hanya terdapat pada manusia saja. Misalnya :
1.      Perasan Intelektual, yaitu perasaan yang mencakup tentang pengetahuan. Seseorang akan merasa puas dan senang ketika dia mengetahui Sesuatu dan begitu juga sebaliknya.
2.      Perasaan Estetis, yaitu perasaan yang berkenan dengan unsur keindahan. Seseorang dapat merasa bahagia ketika dia melihat atau mendengar sesuatu yang indah begitu juga sebaliknya timbula perasaan kesal apabila tidak berkesan indah.
3.      Perasaan Etis, yaitu perasaan berkenan dengan kebaikan. Seseorang akan merasa bahagia ketika sesuatu itu bersifat baik, sebaliknya perasaan benci akan timbul apabila sesuatu itu jahat
4.      Perasaan Diri, yaitu perasaan yang menyakut harga diri dan perasaan seseorang. Apabila seseorang memiliki kelebihan maka ia merasa tinggi, angkuh, dan sombong begitu juga sebaliknya jika ada kekurangan pada dirinya maka ia akan merasa minder(rendah diri)
5.      Perasaan Sosial, yaitu perasaan  yang berkenan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut serta merasakan kehidupan orang lain. Apabila dia berhasil, ia ikut senang, apabila orang lain terkena musibah maka dia akan sedih
6.      Perasaan Religius, yaitu perasaan yang berkenan dengan keagamaan dan kepercayaan. Seseorang akan merasa tentram jiwanya apabila takwal kepada Tuhan, yaitu mematuhi segala perintahnya dan menjauhi larangannya.

Manusia juga merupakan produk dari saling tindak atau interaksi factor-faktor hayati dan budayawi. Sebagai mahluk hayati manusia dapat dipelajari dari beberapa segi anatomi, evolusi biologisnya, biokimia, faal atau fisiologi, anatomi, patologi, dan sebagainya. Sebagai mahluk budayawi manusia daoat dipelajari dari dari segi-segi kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa, dan sebagainya.

Manusia juga merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan, mempunyai martabat dan kualitas dalam kemampuan bekerja dan juga berkarya. Manusia memiliki tiga taraf yaitu, estetis, etis, dan religious. Dengan kehidupan estetis manusia mampu menangkap dunia di sekitarnya sebagai dunia yang mengagumkan dan dapat mengukapkan kembali dengan lukisan, tarian, dan nyanyian yang indah. Dengan etis manusia dapat meningkatkan kehidupan estetis ke dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk bentuk keputusan bebas dan dipertanggung jawabkan. Dengan kehidupan religious. Manusia dapat menghayati pertemuannya dengan Tuhan. Semakin seseorang dekat dengan Tuhan semakin dekat pula dia dengan kesempurnaan dan semakin jauh dia dilepaskan dari rasa kekhawatiran. Semakin mendalam penghayatan terhadap Tuhan semakin bermakna pula kehidupannya.



C.   Kepribadian Bangsa Timur

Kepribadian bangsa timur dapat diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Ilmu psikologi di Negara barat itu mengembangkan konsep-konsep dan teori-teori mengenai aneka warna isi jiwa.serta metode-metode dan alat-alat untuk menganalisis dan mengukur secara detail versi isi jiwa individu itu.






Bagan Psiko-sosiogram






Penjelasan:
·         Nomor 7 dan nomor 6 disebut daerah tak sadar dan sub sadar. Kedua lingkaran itu berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang telah terdesak ke dalam, sehingga tidak disadari lagi oleh individu yang bersangkutan. Contohnya : impian atau cita-cita yang diinginkan

·         Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan (unexpressed conscious). Lingkaran itu terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari oleh si individu yang bersangkutan, tetapi siapapun juga dalam lingkarannya. Hal itu disebabkan ada kemungkinan

·         Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious). Lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, dan perasaan-perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh si individu kepada sesamanya, yang dengan mudah diterima dan dijawab oleh sesamanya



·         Nomor 3 disebut limgkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda yang oleh si individu diajak bergaul secara mesra dan karib, yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena tekananbatin atau dikejar-kejar oleh kesedihan dan oleh masalah-masalah hidup yang menyulitkan.


·         Nomor 2 disebut lingkaran hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap sayang dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatang atau benda-benda itu bagi dirinya.


·         Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jarak jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari. Contohnya : ketika seorang pedagang melihat berita tentang DPR akan mengadakan rapat.


·         Nomor 0 disebut lingkaran dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan yang hampir sama dengan lingkaran nomor 1, hanya bedanya terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan tentang orang dan hal yang terletak di luar masyarakat dan negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh.



D.    Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan jika dikaji dari asal kata bahasa sansekerta berasal dari kata Budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata Colere, yang berarti mengolah tanah. Jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai “Segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tingglaanya, atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya”.

Budaya dapat pula diartikan sebagai himpunan pengalaman yang dipelajari, mengacu pada pola-pola perilaku yang ditularkan secara sosial, yang merupakan kekhususan kelompok sosial tertentu. (keesing, jilid I, 1989; hal 68)

Tokoh-tokoh kebudayaan :
1.      Melville J. Herkovits
2.      Bronislaw Malinowski
3.      Selo Sumarjan
4.      Soelaeman Soemardi
5.      Sutan Takdir Alisyahbana
6.      Koentjaraningrat
7.      C.A. Van Peursen
8.      A.L. Krober
9.      C. Kluckhon



E.    Unsur-Unsur Kebudayaan

Yang dimaksud dengan unsur kebudayaan disini adalah apa saja sesungguhnya kebudayaan itu sendiri.sehingga kebudayaan disini lebih mengandung makna totalitas dari pada sekedar penjumlahan unsur-unsur yang terdapat didalamnya.
Dan ada  7 Unsur Kebudayaan yang bersifat universal menurut C.Kluckhohn:
1.      Sistem Kepercayaan dan Agama
Manusia memiliki aspek spritual dalam kehidupanya. Manusia percaya dan meyakini sesutua yang lebih tinggi dari alam semesta. Yang tertinggi inilah yang mengatur segalah sesuatu.


2.      Sistem Kemasyarakatan dan Organisas
Unsur kedua ini lebih dikenal dengan sistem kekerabatan dan lembaga sosial.  Mengetahui kekerabatan dan posisi seorang individu dalam sistem kelembagaan seseorang penting dalam membentuk suatu struktur sosial.


3.      Sistem  pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah salah satu hasil kebudayaan manusia. Ia lahir dari kerja keras manusia yang tidak perna puas untuk mengetahui sesuatu. Manusia yang penasaran akan beragam gejalah dan fenomena terus bertanya mengapa, yang pada akhirnya memperoleh jawaban.


4.      Sistem Ekonomi dan Mata Pencarian
Cara suatu kelompok masyarakat dalam memenuhi kebutuhan juga tersamasuk dalam sala satu dari tujuh unsur kebudayaan. Hal ini tergantung pada kondisi lingkungan tempat hidup suatu masyarakat.


5.      Sistem pralatan hidup dan teknologi
Peralatan hidup dan teknologi diciptakan manusia untuk mempermuda seseorang dalam bekerja. Diciptakannya kampak mempermuda manusia dalam menebang pohon. Beben menebang pohon dengan hanya mengandalakan parang pun berkurang.


6.      Bahasa.
Unusr pertama dari Tujuh unsur kebudayaan adalah bahasa. Bahasa memengan pernan penting dalam suatu masyarkat. Tanpa bahasa,  manusia akan sulit berkomonikasi. Dengan bahasa puluh, sistem dan nilai dan petua (nasehat) dari suatu kelompok suku diwariskan.


7.      Kesenian. 
Kesenian adalah cara manusia mengekspresikan perasaanya dengan mengutamakan nilai-nilai keindahan. Produk kesenian itu sendiri bisa dinikmati dengan panca indra mata dan telinga atau bahakan dengan hati.


Sub-unsur Kebudayaan atau 2 unsur kebudayaan :
Cultural activity atau aktivitas kebudayaan. Misalnya, unsur kebudayaan universal berupa mata pencaharian dan sistem ekonomi jika dijabarkan ke dalam aktivitas kebudayaan ada pertanian, pertenakan, sistem produksi atau mata pencaharian lainnya.

Di bawah cultural activity ada trait-complex. Misalnya, salah satu aktivitas kebudayaan, yaitu sistem produksi, maka salah satu trait-komplexnya adalah sistem produksi modern atau sistem produksi tradisional.

Jadi, items adalah unsur paling kecil dalam kebudayaan, trait merupakan gabungan dari beberapa unsur terkecil. Adapun trait-komplex merupakan gabungan dari beberapa trait, sedangkan cultural activity merupakan gabungan dari beberapa trait-complex. Dan yang terakhir, cultural universals merupakan gabungan dari beberapa cultural activity atau aktivitas kebudayaan.


F.    Wujud Kebudayaan

Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu :
1.      Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Wujud ini disebut sebagai sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup. Kalau masyarakat tadi menyatakan gagasan mereka dalam tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal sering berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat yang bersangkutan. Sekarang kebudayaan ideal juga banyak tersimpan dalam disk, arsip, koleksi micro film, dan microdisk.

2.      Kompleks aktivitas
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati atau diobservasi. Wujud ini sering disebut sebagai sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lain dari waktu ke waktu, dan selalu membuat pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sebagai rangkaian aktivitas manusia dalam masyarakat, sistem sosial bersifat konkret, terjadi disekeliling kita sehari-hari, bisa diobservasi, difoto, dan didokumentasi.

3.      Wujud sebagai benda
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya. Kebudayaan dalam bentuk fisik yang kongkret bisa juga disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampai benda yang bergerak.

Ketiga wujud dari kebudayaan diatas, dalam kenyataan dalam kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kebudayaan ideal dan adat istiadat mengatur dan memberi arah kepada tindakan-tindakan dan karya manusia. Baik pikiran-pikiran dan ide-ide, maupun tindakan dalam karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya.

Sebaliknya, kebudayaan fisik membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama makin menjauhkan manusia dari lingkungan alamiahnya sehingga memengaruhi pula pola-pola perbuatannya, bahkan juga cara berpikirnya.




G.   Orientasi Kebudayaan

Menurut C.kluckhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut 5 masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
1.      Hakekat hidup manusia (MH)
Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbedada secara ekstem; ada yang berusaha untuk memadamkan hidup, ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik, “mengisi hidup”.

2.      Hakekat karya manusia (MK)
Setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda, diantaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.

3.      Hakekat waktu manusia (WM)
Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda; ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau masa yang akan datang.

4.      Hakekat alam manusia (MA)
Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin. Ada pula kebudayaan yang beranggapan manusia harus harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah kepada alam.

5.      Hakekat hubungan manusia (MN)
Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secara horizontal (sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi kepada tokoh-tokoh). Ada pula yang berpandangan individualis (menilai tinggi kekuatan sendiri).

Kerangka Khuckhohn Mengenai Lima Masalah Dasar Dalam Hidup Yang Menentukan Orientasi Nilai - Budaya Manusia

Masalah dasar dalam hidup kita
Orientasi Nilai Budaya
Hakekat Hidup (MH)
Hidup itu buruk
Hidup itu baik
Hidup itu buruk, tetapi manusia wajib berikhtiar supaya hidup itu menjadi baik
Hakekat Karya (MK)
Karya itu untuk nafkah hidup
Karya itu untuk kedudukan, kehormatan, dan sebagainya
Karya itu untuk menambah karya
Persepsi manusia tentang waktu (MW)
Orientasi ke masa depan
Orientasi ke masa lalu
Orientasi ke masa depan
Pandangan manusia terhadap alam (MA)
Manusia tunduk kepada alam yang dahsyat
Manusia berusaha menjaga keselarasan dengan alam
Manusia berhasrat menguasai alam
Hakekat hubungan antara manusia dengan sesamanya (MM)
Orientasi kolateral (horizontal). Rasa ketergantungan pada sesamanya (berjiwa gotong-royong)
Orientasi vertikal, rasa ketergantungan pada tokoh-tokoh atasan dan berpangkat
Individualisme menilai tinggi usaha kekuatan sendiri





H.   Perubahan Kebudayaan

Masyrakat dan kebudayaan dimanapun selu dalam keadaan berubah, sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitive yang terisolasi dab berbagai hubungan dengan masyarakat lainya.

Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan merupakan dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi karena adanya hubungan antar kelompok manusia di dalam masyarakat.

Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya perubahan / gerak  kebudayaan:
·         Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dab kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
·         Perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka. Yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain. Cenderung berubah cepat

Perubahan ini. Selain karena jumlah pernduduk dan kompisisinya ada juga dikarenakan oleh difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru. Khususnya teknologi dan inovasi.

Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang memperngaruhi system sosialnya. Termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Perubahan kebudayaan ialah perubahan yang terjadi dalam system ide yang dimiliki bersama oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan antara lain aturan aturan, norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan.juga teknologi, selera,rasa keindahan(kesenian), dan bahasa. Proses akulturasi di dalam sejarah kebudayaan terjadi dalam masa-masa silam. Biasanya suatu masyarakat hidup bertetangga dengan masyarakat lainya dan antara mereka terjadi hubungan-hubungan, mungkin dakam lapangan perdagangan, pemerintah dan sebagainya. Pada saat itulah unsur-unsur masing masing kebudayaan saling menyusup.

Pada umumnya budaya asing mudah diterima karena unsur kebudayaan kebendaan seperti perlatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Unsur unsurnya yang terbukti bermanfaat besar seperti radio, komputer, dan handphone yang banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat komunikasi. Unsur unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur tersebut, seperti mesin penggiling padi yang dengan biaya murah serta pengetahuan teknis yang sederhana. Dan pada umumnya kebudayaan yang sulit diterima oleh masyarakat merupakan system kepercayaan seperti ideology, falsafah hidup dan lain-lain.

Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan perubahan yang terjadi. Perubahan perubahan masyarakat dianggap oleh golongan tersebut sebagai keadaan krisis yang membahayakan keutuhan masyarakat
Beberapa factor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantarannya:
1.      Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dengan dua orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut

2.      Jika pandangan hidup dan lain lain yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oelh nilai-niali agama dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada.

3.      Corak stuktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya system otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.

4.      Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unusr kebudayaan yang baru tersebut.

5.      Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.

Proses akulturasi yang berjalan dengan baik dapat menghasilkan integerasi andara unsur-unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri. Dengan,demikian unsur-usnnur kebudayaan asing tidak lagi dirasakan sebagai hal yang berasal dari luar, akan tetapi dianggap sebagai unsur-unsur kebudayaan sendiri. Unsur unsur asung yang diterima. Tentunya terlebih dahulu mengalami proses pengolahan,sehingga bentuknya tidaklah asli lagi sebagai semula. Misalnya system pendidikan di Indonesia, untuk sebagian besar diambil dari unsur-unsur kebudayaan barat. Akan tetapi sudah disesuaikan serta diolah sedemikianrupa. Sehingga merupakan unsur-unusr kebudayana sendiri.




I.       Kaitan Manusia dan Kebudayaan

Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sederhana itu hubungan keduanya?

Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduannya akhirnya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan irtu dibuat oleh manusia, setelah operaturan itu jadi maka manusia yang membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaanm karena kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.

Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapagt dipandang secara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1.         Eksternalisasi,
Yaitu proses dimana manuisa mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.

2.         Obyektivasi
Yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.

3.         Internalisasi
Yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mepelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyrakat.

Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal : xv)

Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyrakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya harus menyertakan pematasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.

Hubungan manusia dengan kebudayaan
Sebagai contoh STMIK / STIE Gunadarma. Sebagai suatu lembaga pendidikan tinggi, sekolah tinggi tersebut merupakan suatu unsur dalam rangka kebudayaan Indonesia sebagai keseluruhan. Maka oleh karena itu sekolah tinggi dapat merupakan suatu unsur kebudayaan yang ideal, yang pada khususnya terdiri dari cita-cita sekolah tinggi, norma-norma untuk para karyawan, dosen, atau mahasiswanya, tata tertib ujian, pandangan-pandangan baik yang bersifat ilmiah maupun yang popular, dan sebagainya. Sebaliknya, STMIK / STIE Gunadarma juga terdiri dari suatu rangkaian aktivitas dan tindakan dimana manusia saling berhubungan atau berinteraksi dalam hal melaksanakan berbagai macam kegiatan. Ada yang memberi kuliah, ada yang mencatat, ada yang meminjam buku, ada yang mengetik surat, dan sebagainya. Orang dapat juga mngadakan penelitian tentang STMIK / STIE Gunadarma tanpa memperhatikan hal-hal tersebut diatas. Ia hanya memperhatikan gunadarma sebagai himpunan benda fisik, yang harus diinvetarisasi, itulah sebabnya ia hanya melihat gunadarma sebagai suatu kompleks gedung-gedung, ruang kuliah, ruang praktikum, deretan buku-buku, sekumpulan computer, dan alat-alat lainnya saja.

























Penutup


A.   Kesimpulan
Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan diciptakan oleh manusia. Budaya tercipta dari aktivitas yang dilakukan dari waktu ke waktu. Setelah adanya kebudayaan, manusia diatur oleh kebudayaan tersebut. Kebudayaan selalu mengalami perubahan seiring berjalannya waktu, dan disetiap daerah mempunyai ciri kebudayaannya masing-masing.

B.   Saran
Kebudayaan merupakan salah satu hal yang penting bagi manusia. Kebudayaan akan selalu berubah seiring berjalannya waktu, dan manusia yang menentukan kebudayaan tersebut akan dilestarikan atau dihancurkan. Maka dari itu, kita harus menjaga kebudayaan yang kita miliki saat ini.




















                                                                                                    









Daftar Pustaka


·         Nugroho, Widyo dan Achmad Muchji. 1996. MKDU : Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Universitas Gunadarma

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkembangan Penduduk Amerika

Artikel Perkembangan Teknologi Komputer